IMG_20250325_194024

Mengupas Mekanisme Algoritma: Dari Pemrograman Komputer hingga Taktik Curang Judi Online

NU MEDIA JATI AGUNG,  – Istilah algoritma semakin akrab di telinga masyarakat modern. Tak hanya digunakan dalam dunia teknologi dan matematika, algoritma kini menyusup dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari: mulai dari menyusun program komputer, mengolah data besar, hingga secara ironis, mengatur keberuntungan di meja judi online.

Menurut laman resmi Binus University, algoritma adalah serangkaian langkah sistematis untuk menyelesaikan suatu masalah. Dalam konteks pemrograman, algoritma menjadi logika dasar agar sebuah program berjalan sesuai instruksi. Dua metode umum dalam menyusun algoritma adalah flowchart dan pseudocode. Flowchart menampilkan langkah-langkah secara visual, sedangkan pseudocode menyajikannya dalam bahasa semi-formal agar mudah dipahami manusia.

Sejarah algoritma merentang jauh ke belakang. Dikutip dari Dicoding, konsep algoritma pertama kali dikenalkan oleh ilmuwan Muslim Al-Khawarizmi, yang merumuskan prosedur matematika sistematis untuk menyelesaikan persoalan rumit. Kemudian, Alan Turing membuktikan bahwa mesin juga mampu menjalankan algoritma, yang menjadi fondasi revolusi komputer.

Namun, tidak semua pemanfaatan algoritma membawa dampak positif. Dalam industri perjudian daring, algoritma justru digunakan untuk memanipulasi hasil permainan. Laporan dari Sigma World menyebutkan dua jenis algoritma utama dalam judi online: Random Number Generator (RNG) dan algoritma pembayaran.

RNG merupakan inti dari sistem yang menjamin keacakan hasil taruhan, misalnya dalam permainan mesin slot. Teorinya, sistem ini menciptakan keadilan dan independensi. Beberapa operator bahkan menerapkan sistem provably fair agar pemain bisa memverifikasi keadilan hasil. Namun, menurut Komjen Wahyu Widada, Kepala Bareskrim Polri, keacakan ini sering kali menyesatkan. “Tidak ada cerita main judi itu menang. Iming-iming itu hanya kebohongan,” katanya dalam konferensi pers 2 Mei 2025 di Jakarta Barat.

Wahyu menambahkan bahwa algoritma situs judi online telah dikustomisasi agar pemain terus kalah. Operator bahkan melakukan tekanan psikologis agar pemain tetap bertaruh meskipun mengalami kekalahan berulang.

Sementara itu, algoritma pembayaran dirancang agar kasino tetap untung dengan memberi bonus dan insentif secara selektif. Sistem ini menganalisis pola taruhan, frekuensi bermain, hingga tingkat keterlibatan untuk menjaga pemain tetap dalam siklus kekalahan yang tampak menguntungkan.

Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana, turut mengingatkan bahwa ilusi kemenangan kerap menipu pemain. “Ada yang menjual dua mobil mewah untuk berjudi, lalu menang satu motor. Mereka lupa bahwa sebelumnya sudah kehilangan jauh lebih besar,” ujarnya.

Fenomena ini memunculkan diskusi etis mengenai algoritma. Di satu sisi, algoritma adalah fondasi teknologi modern; di sisi lain, jika disalahgunakan, ia bisa menjadi alat manipulasi yang licik dan berbahaya.

 

Berita Lainnya