IMG_20250325_194024

Mengenal Masjid Tertua di Lampung

Bandar Lampung, MWC NU Jati Agung, – Provinsi Lampung memiliki berbagai destinasi wisata religi yang unik dan menarik. Salah satu tempat bersejarah yang menjadi pusat spiritual bagi masyarakat adalah Masjid Jami Al-Anwar, masjid tertua di Lampung yang telah berdiri sejak abad ke-19.

Sejarah Masjid Jami Al-Anwar

Masjid Jami Al-Anwar didirikan pada tahun 1839 oleh Tumenggung Muhammad Ali dan Penghulu Besar Kiai Muhammad Said. Masjid ini dibangun sebagai tempat ibadah sekaligus pusat dakwah Islam di kawasan Telukbetung, yang saat itu merupakan daerah perdagangan yang ramai.

Pada masa kolonial Belanda, Masjid Jami Al-Anwar menjadi tempat berkumpulnya ulama dan tokoh masyarakat untuk membahas perjuangan melawan penjajahan. Masjid ini juga menjadi tempat perlindungan bagi masyarakat setempat saat terjadi berbagai peristiwa penting dalam sejarah Lampung, seperti letusan dahsyat Gunung Krakatau pada tahun 1883, yang menyebabkan gelombang tsunami besar di wilayah pesisir.

Selain itu, masjid ini juga menjadi saksi berbagai perubahan sosial dan politik di Lampung, mulai dari masa penjajahan Belanda, pendudukan Jepang, hingga kemerdekaan Indonesia. Pada era kemerdekaan, Masjid Jami Al-Anwar sering digunakan sebagai tempat rapat oleh para pejuang kemerdekaan dan tokoh-tokoh masyarakat dalam menyusun strategi perlawanan terhadap penjajah.

Terletak di Jalan Malahayati No. 100, Telukbetung, masjid ini berdiri di atas lahan seluas 6.500 meter persegi. Keberadaannya diakui sebagai situs cagar budaya berdasarkan SK No. Wh/2/SK/147/1997. Masjid ini telah mengalami dua kali renovasi pada tahun 1962 dan 1997, yang bertujuan untuk memperluas bagian serambi timur, selatan, dan utara, tanpa mengubah bentuk aslinya. Kini, masjid ini mampu menampung hingga 2.000 jamaah.

Arsitektur dan Desain

Masjid Jami Al-Anwar mengusung gaya arsitektur tradisional yang dipadukan dengan unsur kolonial. Struktur bangunannya terdiri dari dinding tebal yang terbuat dari batu bata, sementara atapnya berbentuk limasan khas arsitektur Jawa. Bagian dalam masjid dihiasi dengan kaligrafi Arab yang berusia ratusan tahun, memberikan nuansa klasik yang kental. Mihrab dan mimbar di masjid ini masih mempertahankan bentuk aslinya sejak pertama kali dibangun.

Peninggalan Bersejarah

Selain nilai historisnya, Masjid Jami Al-Anwar juga menyimpan berbagai peninggalan kuno yang menambah daya tarik wisata religi di Lampung. Beberapa di antaranya adalah:

Kitab Tafsir Al-Qur’an berusia lebih dari 150 tahun.

700 judul buku keislaman yang juga telah berusia 150 tahun.

Dua unit meriam peninggalan Portugis, yang diyakini pernah digunakan dalam peperangan.

Gentong air tua yang berasal dari Sumur Seribu Doa, sumur bersejarah di belakang masjid yang dipercaya memiliki nilai spiritual dan sering digunakan oleh masyarakat untuk mengambil air berkah.

Peran Masjid dalam Kehidupan Masyarakat

Masjid Jami Al-Anwar tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan sosial dan keagamaan bagi masyarakat sekitar. Berbagai kegiatan seperti pengajian, kajian Islam, dan pendidikan keagamaan rutin diadakan di masjid ini. Selain itu, masjid ini juga menjadi tempat peringatan hari-hari besar Islam seperti Maulid Nabi, Isra Mi’raj, dan perayaan Idulfitri serta Iduladha.

Masjid ini juga berperan sebagai tempat persinggahan para musafir dan jamaah yang ingin berziarah ke tempat-tempat bersejarah di Lampung. Dengan suasana yang tenang dan nilai sejarah yang tinggi, Masjid Jami Al-Anwar tetap menjadi salah satu ikon wisata religi yang tak tergantikan di Lampung.

Kesimpulan

Dengan segala keunikannya, Masjid Jami Al-Anwar menjadi destinasi wisata religi yang tak hanya menyajikan keindahan spiritual, tetapi juga menyimpan jejak sejarah Islam di Lampung. Keberadaannya tetap terjaga sebagai pusat ibadah dan peninggalan berharga bagi generasi mendatang. Bagi wisatawan yang ingin menelusuri sejarah Islam di Lampung, Masjid Jami Al-Anwar adalah tempat yang wajib dikunjungi.

Berita Lainnya