IMG_20250325_194024

Masa Depan Islam Ada di Indonesia, Ini Strategi Generasi Muda NU

Jambi, NU Media Jati Agung — Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bungo, Jambi, M. Sholihin menegaskan bahwa masa depan Islam di Indonesia akan sangat ditentukan oleh kesiapan generasi muda, khususnya kader NU.

Ia menyampaikan hal tersebut dalam acara Ngupi Basamo Ngobrol Tipis-tipis (Ngubris) di Sekretariat PCNU Bungo, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, Selasa (06/05/2025).

  • Prediksi Malek Bennabi tentang Masa Depan Islam

Sholihin mengutip pemikir asal Aljazair, Malek Bennabi, yang pernah menyampaikan bahwa masa depan dunia Islam akan beralih ke Indonesia.

Menurut Bennabi, pusat peradaban Islam dahulu pernah tertarik oleh gravitasi Kairo dan Damaskus, dan kini akan mengarah ke Jakarta.

“Ramalan Malek Bennabi, dunia Islam akan beralih dan tunduk pada tarikan gravitasi Jakarta, sebagaimana ia pernah tunduk pada tarikan gravitasi Kairo dan Damaskus,” jelas Sholihin.

Ia menilai bahwa prediksi tersebut relevan, karena Indonesia memiliki dua organisasi Islam terbesar di dunia, yaitu NU dan Muhammadiyah.

Dengan mayoritas penduduk beragama Islam, kemajuan Indonesia sangat berkaitan erat dengan perkembangan umat Islam itu sendiri.

  • Peran Generasi Muda NU Menuju Indonesia Emas

Menurut Sholihin, generasi muda memiliki tanggung jawab besar untuk mewujudkan ramalan tersebut. Ia mendorong mereka agar mulai menggali potensi diri dan bersiap menghadapi perubahan zaman, khususnya dalam bidang teknologi seperti artificial intelligence (AI).

“Dengan sejumlah kader potensialnya, bukan hal mustahil NU menjadi lokomotif menarik gerbong umat Islam menuju Indonesia emas 2045. Harus mau merubah cara pandang melihat masa depan,” imbuh Sholihin, yang juga Rektor Institut Agama Islam Yasni Bungo.

Ia menjelaskan bahwa langkah awal generasi muda dalam menghadapi tantangan adalah dengan memahami dua hal penting: how to see dan what to see. Tanpa pemahaman ini, langkah yang diambil akan terasa kabur.

“What to see itu contohnya generasi muda Islam mau bicara tentang digital entrepreneur, caranya gimana? Maka cara menyampaikan produk dan lewat media apa ke publik disebut how to see,” bebernya.

  • Digital Marketing dan Jiwa Wirausaha

Sholihin menekankan bahwa generasi muda NU perlu naik level, dari pengguna teknologi menjadi pelaku usaha berbasis teknologi.

Media sosial menjadi peluang besar untuk mengekspresikan potensi dan menjangkau pasar yang lebih luas.

Ia menekankan pentingnya kemampuan dalam membuat dan menyebarkan konten yang efektif.

“Konten adalah raja, sebaran adalah ratu. Dua-duanya harus sama-sama jalan,” tegasnya.

Dengan mengoptimalkan digital marketing, generasi muda Islam tidak hanya bisa mandiri secara ekonomi, tetapi juga memberi manfaat bagi masyarakat sekitar.

“Seorang generasi muda perlu menggali lagi potensi dirinya, setiap orang punya potensi. Dengan memanfaatkan digital marketing potensi tersebut bisa lebih mudah berkembang. Setidaknya ramalan Malek Bennabi bisa terwujud,” pungkasnya. (ARF)

 

Berita Lainnya